Tampilkan postingan dengan label Trips. Tampilkan semua postingan
Gowes Akhir Tahun ke Bukit Dago, Parung Panjang, Bogor
Salam Sakadaek
Salam 2 Pedal
Hai.. Sobat Sakadaek.... semoga kita semua senantiasa diberikan kesehatan, Aamiin....
Untuk mengisi liburan akhir tahun yang lumayan panjang, kami mengadakan gobar ke Bukit Dago, Parung Panjang, Bogor.
Berawal dari obrolan dan canda gurau sesama anggota untuk mencari destinasi gowes yang seru dan bisa memacu adrenalin, akhirnya kamipun memutuskan untuk gowes ke Bukit Dago yang terletak di Desa Dago, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor.
Sempat terjadi perdebatan untuk menentukan waktu gobar, karena ada beberapa anggota yang pengen ikut tapi berhalangan pada tanggal 24 dan meminta digeser ke tanggal 25. Setelah diadakan voting, akhirnya lebih banyak anggota yang memilih untuk gobar pada hari Minggu tanggal 24 Desember. Sesuai hasil voting tersebut, maka kami putuskan untuk gobar akhir tahun dilaksanakan pada hari Minggu 24 Desember 2017.
Seperti biasa, untuk tikum (titik kumpul) kami pilih di depan gerbang Perum Taman Kirana. Kecuali om ocin dkk, mereka nunggu di dekat stasiun Tigaraksa. Sesuai kesepakatan bersama yang ikut gobar kumpul sebelum jam6, karena start pukul 6 pagi.
Anggota pertama yang tiba di tikum adalah om Embe, kemudian om syam dan om khulaefi (aef). Sampai pukul 6 teng, anggota yang lain belum nongol juga ni Sob... Setelah dihubungi ternyata mereka sedang sarapan dulu di daerah Bunar, Cisoka. Akhirnya jam 6.15, Pak Cecep, om Eri beserta rombongan tiba di tikum, dan tak lama kemudian kami langsung start gowes.
Gobar kali ini merupakan event perdana untuk beberapa anggota baru GSC. Mereka baru bergabung beberapa minggu yang lalu jadi baru kali ini mereka bisa gobar dengan mengenakan Jersey kebesaran dan kebanggaan GSC. Welcome Join to GSC buat Mas Lukman, om Wahyu, om Imad, om Aris & om Datet.
Kami mulai mengayuh ke arah selatan menuju perum Taman Adiyasa lalu belanjut ke arah Stasiun Tigaraksa, karena disana om Ocin, om fadly, om Imad dan om Wahyu sudah menunggu kami. Setelah mereka bergabung maka lengkaplah peserta gobar ke bukit dago.
Untuk marshall gobar ini adalah Pak Cecep. Dengan segudang pengalamannya menjelajah dunia (bareng si Dora) 😀 maka kami serahkan tugas ini ke beliau.
Rute pertama kami adalah menuju ke simpang kemantren-Tenjo. Dari situ kami lurus menuju ke Jl. Raya Manunggal XIX, lanjut ke Jl. Raya Batok, lalu ke Jl. Raya Salimah kemudian ketemu Jl. Raya Parung Panjang.
Medan Jalan yang kami tempuh hampir seluruhnya adalah Aspal dan beton (cor-cor'an). Meskipun aspal dan beton tetapi tidak flat melainkan variasi antara turunan dan tanjakan, jadi lumayan butuh ekstra tenaga dan bikin dengkul lek-lok. Hahahaha....
Setelah hampir setengah perjalanan, kami tiba di area yang kiri kanannya hutan pohon mahoni. Kesejukan udara disini membuat kami tak kuasa untuk melewatkannya dan berhenti disini (padahal udah lelah pengen istirahat... wakakakakkkkk).
Selain enak untuk istirahat, ternyata disini juga bagus untuk foto-foto. Oleh karena itu, kami tak melewatkan kesempatan untuk foto bersama. Tetep ya narsisnya anak2 GSC ga ilang-ilang.. 😁
15 menit sudah cukup untuk istirahat + bernarsis ria, dan kamipun melanjutkan gowes karena perjalanan masih panjang. Dari sini, medan jalan mulai menantang karena tanjakan dan turunan mulai menghadang kami. Tetapi hal tersebut tidak membuat kami gentar dan justru menambah semangat untuk uji kekuatan dengkul. (Sok Kuwat bgt ya Sob... Heheeeeee).
Setelah hampir 1 jam kami gowes, kami kembali istirahat di Jl. Raya Parung - Bitung (Tangerang). Di depan minimarket kami istirahat sambil menunggu teman2 yang masih dibelakang. Selain istirahat, disini juga kami mencari rute menuju ke Bukit Dago dengan bantuan Google Maps. Yups, karena semua anggota belum ada yang kesini, jadi sebagai pemandu arah kami mengandalkan Mbah Google dan dibantu dengan Pak Cecep & om Ocin yang hapal daerah tersebut.
Setelah berhasil menemukan rute menuju Bukit Dago, kami segera melanjutkan gowes ke arah Parung. Kondisi jalan disini mulai kurang kondusif, mulai dari jalannya yang mulai rusak serta kepulan asap dan debu jalanan dari truck2 besar pengangkut hasil tambang. Sekedar info aja ni Sob, daerah parung merupakan daerah tambang penghasil batu kapur. Jadi tak ayal banyak truck2 besar yang lalu lalang di daerah tsb.
Setelah hampir 10 KM gowes, akhirnya kami tiba di kaki Bukit Dago. Setiba disana kami sedikit kebingungan mencari jalan menuju ke pucak bukit. Karena kalau tampak dari depan seperti ga ada jalur untuk gowes langsung. Tetapi kebetulan secara bersamaan ada beberapa orang dengan mengendarai mobil juga hendak menuju ke puncak bukit. Dan tanpa ragu kamipun mengikuti mereka.
Tiba di samping bukit rombongan mobil itu pun berhenti dan parkir disana dan kamipun ikut berhenti disitu. Sampai disitu, tampak disebelah kiri kami sebuah tanjakan yang sangat curam dan bisa dibilang hampir tegak. Ow..ow.... kami semua mikirin gimana cara naikknya Sob..... Tak lama berselang, rombongan orang yang bawa mobil tsb berjalan menyusuri tanjakan tsb.
Tinggal tersisa rombongan GSC dibawah, dan agak bingung gimana untuk naik ke atas bukit. Akhirnya kami berdiskusi, apakah kita jalan ke atas dan sepeda ditinggal dibawah atau kita naik dengan memikul sepeda. Karena dengan medan seperti itu tidak memungkinkan untuk gowes sampai ke puncak. Pas kami berdiskusi ada teriakan dari atas yang menyuruh kami naik. Ternyata itu suara Pak Cecep dan om Embe yang tanpa kami sadari mereka ternyata berpisah dari rombongan dan lebih dulu naik ke puncak bukit dago. Dengan rasa penasaran kamipun tanya ke mereka ada jalan lain tidak untuk menuju ke atas selain melewati tanjakan tsb. (Berharap ada jalan lain menuju ke puncak 😔). Tapi apalah daya mereka bilang tak ada jalan lain, dan kamipun harus naik melewati tanjakan tsb.
Agar tidak terasa berat, kami akalin dengan cara berbaris ke atas dan sepeda kami estapet dari bawah sampai atas. Dengan cara begini sedikit mengurangi beban dibandingkan ngangkat sepeda langsung dari bawah. Tetapi ada juga yang memilih untuk naik sambil memikul sepedanya. Oiya Sob, ada satu insiden saat kami naik. Mas Lukman kepeleset dan jatuh saat memikul sepeda ke atas. Tetapi alhamdulillah insiden tsb tidak mengakibatkan cedera serius dan beliau bisa melanjutkan lagi naik sampai ke atas dengan dibantu juga oleh rekan2 yang lain.
Meskipun dengan susah payah dan butuh kerja sama seluruh anggota, akhirnya kami tiba di puncak Bukit Dago. Tampak senyum bahagia dari seluruh anggota ketika kami tiba di puncak. Karena setelah menempuh jarak sekitar 30KM lebih serta harus bersusah payah pula untuk sampai ke puncak, akhirnya semua terbayar kontan dengan suguhan pemandangan yang menakjubkan disekeliling bukit.
Saat berada dipuncak bukit dago, kita bisa melihat pemandangan yang indah disekelilingnya. Jika kita menghadap ke Barat, nampak kawasan Gunung Munara. Sedangkan disebelah Timur dan Selatan tampak bukit-bukit lain yang tak kalah bagus dan tampak masih asri. Dan tak kalah indah jika kita menatap ke arah Utara yaitu tampak sudut kota tangerang tepatnya kawasan BSD. Dari sana terlihat Gedung ICE dan Aeon Mall serta kawasan Lippo Karawaci. Pokoknya mantap lah Sob..... kalian harus coba kesini...
Selain menjadi destinasi para goweser, Bukit Dago juga menjadi spot dan destinasi untuk para pecinta motocross/Trail (Crosser). Saat kami tiba disana ada beberapa crosser yang kesini juga. Tetapi menurut penjaga warung di atas bukit, untuk para crosser biasanya lebih banyak yang datang pada sore hari.
Setelah Puas menikmati pemandangan disekeliling Bukit Dago, kami bersiap-siap untuk turun dan pulang. Tetapi sebelum pulang tak lupa seperti biasa kami melakukan ritual GSC saat gobar yaitu foto-foto. Hadeeehhhhhh.... tetep ya Sob.. ga ilang2 tuh Narsisnya anak2 GSC...
Hari sudah semakin siang, dan sinar mataharipun mulai kurang bersahabat. Karena sudah mulai terasa panas kamipun mulai duduk diatas sadel dan siap gowes kembali. Oiya Sob, ternyata ada jalur yang landai untuk menuju ke puncak meskipun agak muter dikit. Ya kami tahu setelah melihat pedagang dan beberapa anak club motor yang kesini. Suweeee bener, kalo tau ada jalan ngapain coba kami susah2 lewatin tanjakan tadi ya Sob... 😏😭
Perjalanan pulang pun dimulai. Jam 10.30 kami mulai mengayuh dari atas bukit untuk pulang. Perjalanan pulang sangat berbeda dengan berangkat. Cuaca hari itu sangat terik dengan suhu diatas 300 C. Karena cuaca yang panas tsb membuat tenaga kami cepat terkuras, maka dari itu kami gowes lebih santai dan lebih sering break agar tidak terlalu cape. "Alon-alon asal kalakon" pelan-pelan yang penting bisa nyampe rumah dengan selamat ya Sob...
Sambil menunggu adzan dzuhur, kami istirahat sambil ngopi dan ngobrol untuk menambah keakraban sesama anggota. Apalagi untuk kali ini banyak anggota baru jadi momen seperti ini kami manfaatkan untuk lebih mengenal satu sama lain dan berbagi cerita pengalaman gowes.
Tak lama kemudian, adzan dzuhur pun berkumandang. Dan secara bergantian kami melaksanakan sholat, karena di masjid tsb hanya ada 2 sarung jadi kami gantian deh sholatnya. Kebetulan kebanyakan teman2 pake celana pendek jadi harus ngantri deh nunggu giliran pake sarungnya. Hehehe.....
Selesai sholat kami tidak langsung berangkat, karena jam segitu pas panas2nya (siang bolong) jadi kami lanjutkan istirahat dulu. Ada yang tidur, dan ada yang lanjutin ngopi dan ngobrolnya. Sebagian ada yang di teras mesjid, sebagian lagi di saung seberang mesjid.
Tepat Pukul 13.30 kami melanjutkan gowes lagi agar tidak terlalu sore nyampe rumah. Tantangan kami kali ini ialah melawan panas terik matahari. Yups karena panas yang sangat terik tsb membuat fisik kami lebih terkuras dan sudah pasti cepat lelah dan haus. Akibatnya perbekalan air minum lebih dari biasanya.
Untuk rute pulang kami pilih jalur yang berbeda saat berangkat. Hal ini kami lakukan agar bisa memangkas jarak tempuh dan efisiensi tenaga. Rute yang kami ambil yaitu dari Jl. Raya Salimah kami belok ke arah stasiun Cilejet, lanjut ke Daru, lalu ke Jambe, Tapos dan keluar di daerah Munjul. Total jarak tempuh sekitar 32KM, selisih 4KM dengan jalur berangkat.
Di simpang munjul inilah kami berpisah karena rute arah rumah yang berbeda-beda. Om Khulaefi dia sendiri ambil rute ke arah Cileles, om syam & om embe ke arah Argo-Kirana sedangkan yang lain ke arah Jeungjing-Cisoka.
Demikian kisah trip GSC ke Bukit Dago, sampai jumpa di trips berikutnya....
Salam Sakadaek
Salam 2 Pedal
Hai.. Sobat Sakadaek.... semoga kita semua senantiasa diberikan kesehatan, Aamiin....
Untuk mengisi liburan akhir tahun yang lumayan panjang, kami mengadakan gobar ke Bukit Dago, Parung Panjang, Bogor.
Berawal dari obrolan dan canda gurau sesama anggota untuk mencari destinasi gowes yang seru dan bisa memacu adrenalin, akhirnya kamipun memutuskan untuk gowes ke Bukit Dago yang terletak di Desa Dago, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor.
Sempat terjadi perdebatan untuk menentukan waktu gobar, karena ada beberapa anggota yang pengen ikut tapi berhalangan pada tanggal 24 dan meminta digeser ke tanggal 25. Setelah diadakan voting, akhirnya lebih banyak anggota yang memilih untuk gobar pada hari Minggu tanggal 24 Desember. Sesuai hasil voting tersebut, maka kami putuskan untuk gobar akhir tahun dilaksanakan pada hari Minggu 24 Desember 2017.
Seperti biasa, untuk tikum (titik kumpul) kami pilih di depan gerbang Perum Taman Kirana. Kecuali om ocin dkk, mereka nunggu di dekat stasiun Tigaraksa. Sesuai kesepakatan bersama yang ikut gobar kumpul sebelum jam6, karena start pukul 6 pagi.
Anggota pertama yang tiba di tikum adalah om Embe, kemudian om syam dan om khulaefi (aef). Sampai pukul 6 teng, anggota yang lain belum nongol juga ni Sob... Setelah dihubungi ternyata mereka sedang sarapan dulu di daerah Bunar, Cisoka. Akhirnya jam 6.15, Pak Cecep, om Eri beserta rombongan tiba di tikum, dan tak lama kemudian kami langsung start gowes.
Tikum di Taman Kirana |
Kami mulai mengayuh ke arah selatan menuju perum Taman Adiyasa lalu belanjut ke arah Stasiun Tigaraksa, karena disana om Ocin, om fadly, om Imad dan om Wahyu sudah menunggu kami. Setelah mereka bergabung maka lengkaplah peserta gobar ke bukit dago.
Untuk marshall gobar ini adalah Pak Cecep. Dengan segudang pengalamannya menjelajah dunia (bareng si Dora) 😀 maka kami serahkan tugas ini ke beliau.
Rute pertama kami adalah menuju ke simpang kemantren-Tenjo. Dari situ kami lurus menuju ke Jl. Raya Manunggal XIX, lanjut ke Jl. Raya Batok, lalu ke Jl. Raya Salimah kemudian ketemu Jl. Raya Parung Panjang.
Medan Jalan yang kami tempuh hampir seluruhnya adalah Aspal dan beton (cor-cor'an). Meskipun aspal dan beton tetapi tidak flat melainkan variasi antara turunan dan tanjakan, jadi lumayan butuh ekstra tenaga dan bikin dengkul lek-lok. Hahahaha....
Setelah hampir setengah perjalanan, kami tiba di area yang kiri kanannya hutan pohon mahoni. Kesejukan udara disini membuat kami tak kuasa untuk melewatkannya dan berhenti disini (padahal udah lelah pengen istirahat... wakakakakkkkk).
Selain enak untuk istirahat, ternyata disini juga bagus untuk foto-foto. Oleh karena itu, kami tak melewatkan kesempatan untuk foto bersama. Tetep ya narsisnya anak2 GSC ga ilang-ilang.. 😁
15 menit sudah cukup untuk istirahat + bernarsis ria, dan kamipun melanjutkan gowes karena perjalanan masih panjang. Dari sini, medan jalan mulai menantang karena tanjakan dan turunan mulai menghadang kami. Tetapi hal tersebut tidak membuat kami gentar dan justru menambah semangat untuk uji kekuatan dengkul. (Sok Kuwat bgt ya Sob... Heheeeeee).
Setelah hampir 1 jam kami gowes, kami kembali istirahat di Jl. Raya Parung - Bitung (Tangerang). Di depan minimarket kami istirahat sambil menunggu teman2 yang masih dibelakang. Selain istirahat, disini juga kami mencari rute menuju ke Bukit Dago dengan bantuan Google Maps. Yups, karena semua anggota belum ada yang kesini, jadi sebagai pemandu arah kami mengandalkan Mbah Google dan dibantu dengan Pak Cecep & om Ocin yang hapal daerah tersebut.
Setelah berhasil menemukan rute menuju Bukit Dago, kami segera melanjutkan gowes ke arah Parung. Kondisi jalan disini mulai kurang kondusif, mulai dari jalannya yang mulai rusak serta kepulan asap dan debu jalanan dari truck2 besar pengangkut hasil tambang. Sekedar info aja ni Sob, daerah parung merupakan daerah tambang penghasil batu kapur. Jadi tak ayal banyak truck2 besar yang lalu lalang di daerah tsb.
Setelah hampir 10 KM gowes, akhirnya kami tiba di kaki Bukit Dago. Setiba disana kami sedikit kebingungan mencari jalan menuju ke pucak bukit. Karena kalau tampak dari depan seperti ga ada jalur untuk gowes langsung. Tetapi kebetulan secara bersamaan ada beberapa orang dengan mengendarai mobil juga hendak menuju ke puncak bukit. Dan tanpa ragu kamipun mengikuti mereka.
Tiba di samping bukit rombongan mobil itu pun berhenti dan parkir disana dan kamipun ikut berhenti disitu. Sampai disitu, tampak disebelah kiri kami sebuah tanjakan yang sangat curam dan bisa dibilang hampir tegak. Ow..ow.... kami semua mikirin gimana cara naikknya Sob..... Tak lama berselang, rombongan orang yang bawa mobil tsb berjalan menyusuri tanjakan tsb.
Tinggal tersisa rombongan GSC dibawah, dan agak bingung gimana untuk naik ke atas bukit. Akhirnya kami berdiskusi, apakah kita jalan ke atas dan sepeda ditinggal dibawah atau kita naik dengan memikul sepeda. Karena dengan medan seperti itu tidak memungkinkan untuk gowes sampai ke puncak. Pas kami berdiskusi ada teriakan dari atas yang menyuruh kami naik. Ternyata itu suara Pak Cecep dan om Embe yang tanpa kami sadari mereka ternyata berpisah dari rombongan dan lebih dulu naik ke puncak bukit dago. Dengan rasa penasaran kamipun tanya ke mereka ada jalan lain tidak untuk menuju ke atas selain melewati tanjakan tsb. (Berharap ada jalan lain menuju ke puncak 😔). Tapi apalah daya mereka bilang tak ada jalan lain, dan kamipun harus naik melewati tanjakan tsb.
Agar tidak terasa berat, kami akalin dengan cara berbaris ke atas dan sepeda kami estapet dari bawah sampai atas. Dengan cara begini sedikit mengurangi beban dibandingkan ngangkat sepeda langsung dari bawah. Tetapi ada juga yang memilih untuk naik sambil memikul sepedanya. Oiya Sob, ada satu insiden saat kami naik. Mas Lukman kepeleset dan jatuh saat memikul sepeda ke atas. Tetapi alhamdulillah insiden tsb tidak mengakibatkan cedera serius dan beliau bisa melanjutkan lagi naik sampai ke atas dengan dibantu juga oleh rekan2 yang lain.
inilah Tanjakan super menuju puncak Bukit Dago |
Saat berada dipuncak bukit dago, kita bisa melihat pemandangan yang indah disekelilingnya. Jika kita menghadap ke Barat, nampak kawasan Gunung Munara. Sedangkan disebelah Timur dan Selatan tampak bukit-bukit lain yang tak kalah bagus dan tampak masih asri. Dan tak kalah indah jika kita menatap ke arah Utara yaitu tampak sudut kota tangerang tepatnya kawasan BSD. Dari sana terlihat Gedung ICE dan Aeon Mall serta kawasan Lippo Karawaci. Pokoknya mantap lah Sob..... kalian harus coba kesini...
Selain menjadi destinasi para goweser, Bukit Dago juga menjadi spot dan destinasi untuk para pecinta motocross/Trail (Crosser). Saat kami tiba disana ada beberapa crosser yang kesini juga. Tetapi menurut penjaga warung di atas bukit, untuk para crosser biasanya lebih banyak yang datang pada sore hari.
Setelah Puas menikmati pemandangan disekeliling Bukit Dago, kami bersiap-siap untuk turun dan pulang. Tetapi sebelum pulang tak lupa seperti biasa kami melakukan ritual GSC saat gobar yaitu foto-foto. Hadeeehhhhhh.... tetep ya Sob.. ga ilang2 tuh Narsisnya anak2 GSC...
Hari sudah semakin siang, dan sinar mataharipun mulai kurang bersahabat. Karena sudah mulai terasa panas kamipun mulai duduk diatas sadel dan siap gowes kembali. Oiya Sob, ternyata ada jalur yang landai untuk menuju ke puncak meskipun agak muter dikit. Ya kami tahu setelah melihat pedagang dan beberapa anak club motor yang kesini. Suweeee bener, kalo tau ada jalan ngapain coba kami susah2 lewatin tanjakan tadi ya Sob... 😏😭
Perjalanan pulang pun dimulai. Jam 10.30 kami mulai mengayuh dari atas bukit untuk pulang. Perjalanan pulang sangat berbeda dengan berangkat. Cuaca hari itu sangat terik dengan suhu diatas 300 C. Karena cuaca yang panas tsb membuat tenaga kami cepat terkuras, maka dari itu kami gowes lebih santai dan lebih sering break agar tidak terlalu cape. "Alon-alon asal kalakon" pelan-pelan yang penting bisa nyampe rumah dengan selamat ya Sob...
Istirahat di Saung warga |
Posisi matahari sudah hampir tepat diatas kepala, dan sebentar lagi masuk waktu sholat dzuhur. Maka kami sepakati bersama kalau nemu mesjid kita break dan istirahat sekaligus melaksanakan sholat dzuhur. Setelah gowes hampir 1 jam kami akhirnya menemukan mesjid yang sangat strategis juga untuk tempat istirahat. Karena kebetulan di seberang mesjid tsb terdapat saung di pinggir sawah yang adem dan nyaman buat kami singgah.
Sambil menunggu adzan dzuhur, kami istirahat sambil ngopi dan ngobrol untuk menambah keakraban sesama anggota. Apalagi untuk kali ini banyak anggota baru jadi momen seperti ini kami manfaatkan untuk lebih mengenal satu sama lain dan berbagi cerita pengalaman gowes.
Tak lama kemudian, adzan dzuhur pun berkumandang. Dan secara bergantian kami melaksanakan sholat, karena di masjid tsb hanya ada 2 sarung jadi kami gantian deh sholatnya. Kebetulan kebanyakan teman2 pake celana pendek jadi harus ngantri deh nunggu giliran pake sarungnya. Hehehe.....
Selesai sholat kami tidak langsung berangkat, karena jam segitu pas panas2nya (siang bolong) jadi kami lanjutkan istirahat dulu. Ada yang tidur, dan ada yang lanjutin ngopi dan ngobrolnya. Sebagian ada yang di teras mesjid, sebagian lagi di saung seberang mesjid.
Istirahat di Teras Mesjid |
Istirahat di stasiun Daru karena mabuk Panas 😀 |
Di simpang munjul inilah kami berpisah karena rute arah rumah yang berbeda-beda. Om Khulaefi dia sendiri ambil rute ke arah Cileles, om syam & om embe ke arah Argo-Kirana sedangkan yang lain ke arah Jeungjing-Cisoka.
Demikian kisah trip GSC ke Bukit Dago, sampai jumpa di trips berikutnya....
Salam Sakadaek
Gowes Akbar ke Wadoek Bike Park, Panongan, Tangerang
Salam Sakadaek,
Sobat Sakadaek, postingan kali ini kami akan berbagi cerita tentang trips Sakadaek ke Wadoek Bike Park yang lokasinya di wilayah kecamatan Panongan-Tangerang-Banten.
Berdasarkan keluhan dan masukan dari beberapa anggota bahwasanya ada stigma yang menyatakan kalau GSC sudah mulai ga kompak dan berkurang eksistensinya di dunia pergowesan. Hal ini mungkin terjadi karena beberapa bulan ini kami jarang gobar rame-rame, padahal sebenarnya setiap minggu kami selalu ada acara Gobar meskipun hanya beberapa orang saja yang join. Oleh karena itu, untuk mematahkan stigma tersebut kami adakan acara Gowes Akbar.
Setelah diadakan perbincangan di grup WA GSC, akhirnya disepakati untuk Gowes Akbar akan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 26 November 2017 dengan destinasi ke Wadoek Bike Park-Panongan, Tangerang. Sengaja kami pilih kesini karena kami mencari jarak gowes yang midle (sedang) yang penting semua bisa join, dan secara kebetulan emang GSC belum pernah gobar kesini.
Tiba di hari H, sesuai kesepakatan kami berkumpul di Gerbang Perum Kirana Surya pada pukul 6.30. Om Syam & Om Embe yang duluan tiba di TeKaPe, menyusul kemudian Om Aceng & Om Khulaefi dan tak lama kemudian Paketua pun tiba di Tikum Gobar.
Sambil menunggu anggota yang lain datang, kami berbincang ria sambil minum Teh dan isi perut dengan gorengan untuk menghangatkan badan. Karena kebetulan cuaca dipagi itu agak mendung dan dingin, karena semalam habis hujan.
10 menit berlalu, om iwenk juga tiba di TKP. Ooiyaaa... just info aja ni Sob, om iwenk adalah salah satu anggota baru GSC. Dia baru bergabung sekitar 3 bulanan yang lalu, jadi pada kesempatan ini sekalian aja kami kenalin ke sobat sakadaek ya... Sebenarnya ada 3 orang yang join jadi anggota GSC yaitu om iwenk, om amin & om Yudi, tapi pada event kali ini hanya om iwenk yang bisa join.
Wellcome Join ya Gaeesss........
Waktu hampir jam 7, tetapi yang lain belum nongol juga ni Sob. Ternyata eh ternyata, setelah kami coba hubungi posisi rombongan basis utara (om eri, om samson, pak yanto & pak cecep) sedang berada di rumah om achuy. Hmmm..... sengaja mereka nyamper om achuy karena katanya ga mau ikut tetapi dipaksa biar ikut gobar.
Akhirnya, sekitar jam 7.10 mereka tiba di tikum dan kamipun langsung start karena waktu sudah lewat dari rencana awal start. Rute awal kami mulai ke arah perum kirana menuju ke arah Munjul. Kebetulan Om fadly dan om ocin sudah menunggu disana. Pukul 7.40 kamipun tiba di daerah Munjul dan bertemu dengan om fadly & om ocin beserta rombongannya. Ternyata mereka membawa teman2nya untuk merasakan sensasi gowes bareng GSC.
Tak lama kemudian kami langsung melanjutkan gowes, karena waktu sudah semakin siang. Rute yang kami tempuh berikutnya adalah ke jalan kampung bantar panjang-Tapos-Kutruk-Korelet lalu Panongan. Sebenarnya rencana awal kami adalah ke arah Pemda lalu ke Citra Raya, karena ada teman om syam yang kebetulan orang Panongan dan siap jadi marshall. Tetapi ditengah2 perjalanan ada masukan dari anggota untuk ngambil jalur yang diatas tadi. Dan dengan penuh semangat sekaligus ingin mencoba rute yang lain akhirnya kamipun ikut rute tersebut.
Medan jalan yang kami lalui hampir sepenuhnya on road alias jalan cor2an, meskipun ada beberapa medan yang semi off road yaitu saat melewati persawahaan dan kebun2 warga.
Pada hari itu cuaca sangat bersahabat, karena matahari tak mau menampakan dirinya. Dengan cuaca yang adem itu, semangat anggota semakin meningkat. Kayuhannya pun seperti mau balap, bukan gowes santai. Padahal pengen cepet nyampe karena belum sarapan. Hahahahaaaaaa....
Suasana ceria dan penuh canda mengiringi perjalanan gowes kali ini Sob... Kenapa....??? Karena sudah lama juga kami ga gobar dengan formasi anggota yang hampir lengkap kaya gini. Terakhir kali kami gowes rame2 yaitu saat gowes halal bihalal setelah Lebaran kemarin. Jadi Cukup lama juga ya Sob.... Meskipun ada Gobar paling banyak ga nyampe 10 orang. Jadi wajar saja kalau pas gobar kali ini sedikit berbeda suasananya.
Setelah mengayuh sepeda dengan jarak kurang lebih 30 KM, kami pun tiba di daerah Panongan. Karena semua anggota GSC belum pernah ada yang kesana, saat berada di wialyah panongan tepatnya dekat Polsek Panongan kami sempat kebingungan mencari lokasi waduk. Om syam pun menghubungi temannya (om Ari & om Sahrul) yang kebetulan posisinya sudah ada di TKP. Dan kamipun langsung diarahkan rute menuju kesana.
Sekitar pukul 9 pagi, kami tiba di Wadoek Bike Park. Sempat bingung pas nyampe TKP karena kami datang bukan di Posko Gerbang utama tetapi dari arah seberangnya. Dan tak lama kemudian om Ari telpon om syam, kalau dia melihat rombongan GSC berada persis di seberang posisi mereka. Sebelum menuju ke posko utama, kami sempatkan berfose dulu karena sayang kalau dilewatkan saat nemu spot yang keren buat foto.
Tak lama setelah foto2, air hujan mulai menetes dari langit. Kami pun bergegas ke sepeda masing2 dan langsung menuju ke Posko wadoek bike park. Kebetulan disana ada sebuah warung yang menjadi posko serta tempat istirahat dan ngopi2 setelah gowes. Selain itu ada pula parkiran sepeda dan kursi panjang di pinggir waduk yang memang sengaja disediakan untuk para goweser yang gowes kesana.
Setiba di Posko, kami istirahat serta ngobrol santai sambil ngopi bahkan ada beberapa anggota yang sarapan di warung tersebut. Bukan itu saja Sob, untuk menambah keseruan kamipun adain acara ngerujak atau metis. Hahahaha.... kaya orang ngidam aja ya Sob......
Selain GSC ternyata banyak juga goweser dari komunitas lain yang gobar kesini. Untuk menambah keakraban serta persaudaraan sesama goweser kamipun memperkenalkan diri dan ngobrol2 dengan mereka. Alhamdulillah tambah jalur tambah dulur.......
Setelah hampir 1 jam di TKP dan badan sudah fresh lagi, kamipun siap2 untuk gowes lagi dan langsung pulang. Semua anggota menuju ke parkiran dan mengambil sepedanya masing-masing. Sebelum pulang rasanya ada yang kurang kalau kami belum foto bareng disini. Tetep ya Sob... ga ilang-ilang tuh narsisnya anak2 GSC... wakakakakkkkkkk....
Tepat pukul 10 kami meninggalkan posko Wadoek, dan mulai mengayuh sepeda untuk kembali ke base camp GSC. Karena sesuai planning awal, setelah acara gowes kami akan langsung menuju ke Base Camp (Rumah paketu) untuk acara Ngeliwet.
Untuk Rute pulang kami mengambil jalur yang berbeda dengan rute berangkat, yaitu setelah Gerbang Wadoek belok kiri dan masuk ke kawasan industri Milenium-Tigaraksa. Dari kawasan milenium kami tidak lewat depan tetapi ke jalan perkampungan dan keluar di daerah kadu agung sebelum bundaran Bugel/Pemda Kabupaten Tangerang.
Tiba di Gerbang perumahan Sudirman mulai gerimis, tetapi kami tetap melanjutkan gowes karena ga terlalu mengganggu perjalanan. Tetapi tak lama kemudian tepatnya sebelum simpang 3 katomas, hujan tambah besar dan kamipun memilih berhenti mengayuh untuk berteduh. Karena kami rasa kurang safety kalo kita gowes saat hujan lebat, karena pandangan kita terganggu dan jarak pandang kendaraan dijalan pun agak terbatas jadi sangat riskan dan bahaya kalo kita terus melanjutkan gowes.
Hampir 1 jam kami berteduh, tetapi hujan belum reda juga. Karena waktu sudah menunjukan jam 12.30 dan kami harus ngejar waktu untuk acara ngeliwet dirumah paketu, akhirnya kami putuskan untuk melanjutkan gowes meskipun masih hujan. Kebetulan debit hujannya sudah agak menurun jadi kami rasa sudah aman lah untuk melanjutkan gowes.
Dengan ditemani guyuran air hujan serta medan jalan yang digenangi air merupakan pengalaman pertama bagi kami semua. Ternyata seru juga loh Sob..... dengan kondisi jalan yang terendam air otomatis laju sepeda pun agak tersendat dan so pasti membutuhkan tenaga ekstra juga untuk mengayuhnya. Dengan penuh canda dan keceriaan kami kayuh sepeda meskipun lajunya agak perlahan. Keceriaan inilah yang membuat kami seakan lupa kalau kami sedang gowes hujan2an dan kondisi badan yang basah kuyup, semua kami lalui dengan semangat serta ceria.
Sekitar pukul 13.40an kami tiba di base camp. Karena semua basah kuyup, setiba di base camp kami membersihkan badan dulu lalu mengeringkan pakaian. Kemudian kami mulai mempersiapkan peralatan serta bahan2 untuk masak nasi liwet. Sudah menjadi rutinitas GSC, sehabis gowes bareng kami adain acara ngeliwet. Tujuannya adalah untuk menambah soliditas serta meningkatkan rasa keakraban sesama anggota.
Untuk urusan masak, kami punya master chef andalan yaitu om Embe & Pak Cecep. Meskipun pria sejati dengan body kekar tetapi mereka jago masak, 11-12 lah sama chef Juna. Hahahaha.....
Sambil menunggu selesai masak, anggota yang lain menyiapkan tempat dan kebutuhan yang lainnya untuk makan bareng. Untuk mengisi waktu selama proses masak, kamipun bercanda ria dan ngobrol santai untuk menghilangkan rasa lapar. Hahahaha.....
Tak lama kemudian sekitar pukul 3 sore, Tereeeeeeeeeng...... nasi liwet dkk siap disajikan. Semua anggota segera berkumpul dan menyiapkan selembar daun pisang untuk alas makan nasi liwet. Dengan antusias (karena udah kelewat laper 😁😁) kamipun segera menyajikan nasi liwet ke atas daun pisang. Bismillah..... kamipun langsung mulai makan dengan lahap.
Tak butuh waktu lama untuk menghabiskan nasi liwet. Entah karena masakannya yang enak atau karena sudah lapar, nasi liwetpun bersih tinggal sisa daun pisangnya aja. wkwkwkkkk.....
Setelah selesai makan, kami bincang2 sebentar sambil merencanakan acara selanjutnya. Tak lama kemudian kami bersiap-siap untuk pulang. Sekitar jam 4 kurang, kamipun berpamitan ke om dede beserta keluarga dan langsung gowes lagi menuju ke rumah masing-masing.
Keseruan, keakraban dan kebersamaan semakin terasa dengan acara makan seperti ini. Kredit khusus kami berikan buat Chef kita yaitu om Embe & Pak Cecep yang udah masakin masakan yang super lezat dan nikmat untuk kami, serta untuk Paketu dan keluarga yang udah bersedia jadi tuan rumah dan diacak-acak dapurnya.
Demikian cerita trips GSC ke Wadoek Bike Park, sampai jumpa di Trips berikutnya.........
3 kata buat GSC "Kalian Luar Biasa"
Keep your Style ya Gaesss,,, dan tetap kompak terus....
Salam Sakadaek
Salam 2 Pedal
Dibuang sayang, foto2 GSC waktu di wadoek bike park :
Sobat Sakadaek, postingan kali ini kami akan berbagi cerita tentang trips Sakadaek ke Wadoek Bike Park yang lokasinya di wilayah kecamatan Panongan-Tangerang-Banten.
Berdasarkan keluhan dan masukan dari beberapa anggota bahwasanya ada stigma yang menyatakan kalau GSC sudah mulai ga kompak dan berkurang eksistensinya di dunia pergowesan. Hal ini mungkin terjadi karena beberapa bulan ini kami jarang gobar rame-rame, padahal sebenarnya setiap minggu kami selalu ada acara Gobar meskipun hanya beberapa orang saja yang join. Oleh karena itu, untuk mematahkan stigma tersebut kami adakan acara Gowes Akbar.
Setelah diadakan perbincangan di grup WA GSC, akhirnya disepakati untuk Gowes Akbar akan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 26 November 2017 dengan destinasi ke Wadoek Bike Park-Panongan, Tangerang. Sengaja kami pilih kesini karena kami mencari jarak gowes yang midle (sedang) yang penting semua bisa join, dan secara kebetulan emang GSC belum pernah gobar kesini.
Tiba di hari H, sesuai kesepakatan kami berkumpul di Gerbang Perum Kirana Surya pada pukul 6.30. Om Syam & Om Embe yang duluan tiba di TeKaPe, menyusul kemudian Om Aceng & Om Khulaefi dan tak lama kemudian Paketua pun tiba di Tikum Gobar.
Sambil menunggu anggota yang lain datang, kami berbincang ria sambil minum Teh dan isi perut dengan gorengan untuk menghangatkan badan. Karena kebetulan cuaca dipagi itu agak mendung dan dingin, karena semalam habis hujan.
10 menit berlalu, om iwenk juga tiba di TKP. Ooiyaaa... just info aja ni Sob, om iwenk adalah salah satu anggota baru GSC. Dia baru bergabung sekitar 3 bulanan yang lalu, jadi pada kesempatan ini sekalian aja kami kenalin ke sobat sakadaek ya... Sebenarnya ada 3 orang yang join jadi anggota GSC yaitu om iwenk, om amin & om Yudi, tapi pada event kali ini hanya om iwenk yang bisa join.
Wellcome Join ya Gaeesss........
Ini Dia Om Iwenk (Depan) |
Lagi Nunggu om achuy dandan |
Akhirnya, sekitar jam 7.10 mereka tiba di tikum dan kamipun langsung start karena waktu sudah lewat dari rencana awal start. Rute awal kami mulai ke arah perum kirana menuju ke arah Munjul. Kebetulan Om fadly dan om ocin sudah menunggu disana. Pukul 7.40 kamipun tiba di daerah Munjul dan bertemu dengan om fadly & om ocin beserta rombongannya. Ternyata mereka membawa teman2nya untuk merasakan sensasi gowes bareng GSC.
ini dia yg lagi di "Racun" om fadly biar join sama GSC |
Medan jalan yang kami lalui hampir sepenuhnya on road alias jalan cor2an, meskipun ada beberapa medan yang semi off road yaitu saat melewati persawahaan dan kebun2 warga.
Pada hari itu cuaca sangat bersahabat, karena matahari tak mau menampakan dirinya. Dengan cuaca yang adem itu, semangat anggota semakin meningkat. Kayuhannya pun seperti mau balap, bukan gowes santai. Padahal pengen cepet nyampe karena belum sarapan. Hahahahaaaaaa....
Suasana ceria dan penuh canda mengiringi perjalanan gowes kali ini Sob... Kenapa....??? Karena sudah lama juga kami ga gobar dengan formasi anggota yang hampir lengkap kaya gini. Terakhir kali kami gowes rame2 yaitu saat gowes halal bihalal setelah Lebaran kemarin. Jadi Cukup lama juga ya Sob.... Meskipun ada Gobar paling banyak ga nyampe 10 orang. Jadi wajar saja kalau pas gobar kali ini sedikit berbeda suasananya.
Setelah mengayuh sepeda dengan jarak kurang lebih 30 KM, kami pun tiba di daerah Panongan. Karena semua anggota GSC belum pernah ada yang kesana, saat berada di wialyah panongan tepatnya dekat Polsek Panongan kami sempat kebingungan mencari lokasi waduk. Om syam pun menghubungi temannya (om Ari & om Sahrul) yang kebetulan posisinya sudah ada di TKP. Dan kamipun langsung diarahkan rute menuju kesana.
Sekitar pukul 9 pagi, kami tiba di Wadoek Bike Park. Sempat bingung pas nyampe TKP karena kami datang bukan di Posko Gerbang utama tetapi dari arah seberangnya. Dan tak lama kemudian om Ari telpon om syam, kalau dia melihat rombongan GSC berada persis di seberang posisi mereka. Sebelum menuju ke posko utama, kami sempatkan berfose dulu karena sayang kalau dilewatkan saat nemu spot yang keren buat foto.
Tak lama setelah foto2, air hujan mulai menetes dari langit. Kami pun bergegas ke sepeda masing2 dan langsung menuju ke Posko wadoek bike park. Kebetulan disana ada sebuah warung yang menjadi posko serta tempat istirahat dan ngopi2 setelah gowes. Selain itu ada pula parkiran sepeda dan kursi panjang di pinggir waduk yang memang sengaja disediakan untuk para goweser yang gowes kesana.
Warung Posko Wadoek Bike Park |
Selain GSC ternyata banyak juga goweser dari komunitas lain yang gobar kesini. Untuk menambah keakraban serta persaudaraan sesama goweser kamipun memperkenalkan diri dan ngobrol2 dengan mereka. Alhamdulillah tambah jalur tambah dulur.......
Setelah hampir 1 jam di TKP dan badan sudah fresh lagi, kamipun siap2 untuk gowes lagi dan langsung pulang. Semua anggota menuju ke parkiran dan mengambil sepedanya masing-masing. Sebelum pulang rasanya ada yang kurang kalau kami belum foto bareng disini. Tetep ya Sob... ga ilang-ilang tuh narsisnya anak2 GSC... wakakakakkkkkkk....
Tepat pukul 10 kami meninggalkan posko Wadoek, dan mulai mengayuh sepeda untuk kembali ke base camp GSC. Karena sesuai planning awal, setelah acara gowes kami akan langsung menuju ke Base Camp (Rumah paketu) untuk acara Ngeliwet.
Untuk Rute pulang kami mengambil jalur yang berbeda dengan rute berangkat, yaitu setelah Gerbang Wadoek belok kiri dan masuk ke kawasan industri Milenium-Tigaraksa. Dari kawasan milenium kami tidak lewat depan tetapi ke jalan perkampungan dan keluar di daerah kadu agung sebelum bundaran Bugel/Pemda Kabupaten Tangerang.
Tiba di Gerbang perumahan Sudirman mulai gerimis, tetapi kami tetap melanjutkan gowes karena ga terlalu mengganggu perjalanan. Tetapi tak lama kemudian tepatnya sebelum simpang 3 katomas, hujan tambah besar dan kamipun memilih berhenti mengayuh untuk berteduh. Karena kami rasa kurang safety kalo kita gowes saat hujan lebat, karena pandangan kita terganggu dan jarak pandang kendaraan dijalan pun agak terbatas jadi sangat riskan dan bahaya kalo kita terus melanjutkan gowes.
Muka lusuh setelah kehujanan 😀 |
Dengan ditemani guyuran air hujan serta medan jalan yang digenangi air merupakan pengalaman pertama bagi kami semua. Ternyata seru juga loh Sob..... dengan kondisi jalan yang terendam air otomatis laju sepeda pun agak tersendat dan so pasti membutuhkan tenaga ekstra juga untuk mengayuhnya. Dengan penuh canda dan keceriaan kami kayuh sepeda meskipun lajunya agak perlahan. Keceriaan inilah yang membuat kami seakan lupa kalau kami sedang gowes hujan2an dan kondisi badan yang basah kuyup, semua kami lalui dengan semangat serta ceria.
Sekitar pukul 13.40an kami tiba di base camp. Karena semua basah kuyup, setiba di base camp kami membersihkan badan dulu lalu mengeringkan pakaian. Kemudian kami mulai mempersiapkan peralatan serta bahan2 untuk masak nasi liwet. Sudah menjadi rutinitas GSC, sehabis gowes bareng kami adain acara ngeliwet. Tujuannya adalah untuk menambah soliditas serta meningkatkan rasa keakraban sesama anggota.
lagi nyiapin bahan2 untuk masak liwet |
Ini dia Chef andalan GSC |
Menunggu Nasi Liwet yang belum matang 😁 |
Tak butuh waktu lama untuk menghabiskan nasi liwet. Entah karena masakannya yang enak atau karena sudah lapar, nasi liwetpun bersih tinggal sisa daun pisangnya aja. wkwkwkkkk.....
Setelah selesai makan, kami bincang2 sebentar sambil merencanakan acara selanjutnya. Tak lama kemudian kami bersiap-siap untuk pulang. Sekitar jam 4 kurang, kamipun berpamitan ke om dede beserta keluarga dan langsung gowes lagi menuju ke rumah masing-masing.
Keseruan, keakraban dan kebersamaan semakin terasa dengan acara makan seperti ini. Kredit khusus kami berikan buat Chef kita yaitu om Embe & Pak Cecep yang udah masakin masakan yang super lezat dan nikmat untuk kami, serta untuk Paketu dan keluarga yang udah bersedia jadi tuan rumah dan diacak-acak dapurnya.
Demikian cerita trips GSC ke Wadoek Bike Park, sampai jumpa di Trips berikutnya.........
3 kata buat GSC "Kalian Luar Biasa"
Keep your Style ya Gaesss,,, dan tetap kompak terus....
Salam Sakadaek
Salam 2 Pedal
Dibuang sayang, foto2 GSC waktu di wadoek bike park :
Camping Ceria di Curug Seribu - Bogor
Salam Sakadaek
Apa kabar Sobat Sakadaek, Semoga kita semua senantiasa diberikan nikmat sehat walafiat oleh Allah SWT.... Aamiin........
Sobat Sakadaek, kali ini kami akan berbagi cerita tentang trips Sakadaek yang ngadain acara Camping di kawasan Gunung Bunder yang masih masuk kawasan Gunung Salak Endah-Bogor, tepatnya di Curug Seribu.
Berdasarkan hasil keputusan rapat paripurna GSC di awal bulan, bahwa kami akan mengadakan acara Bike to Camp ke Bogor. Setelah searching2 informasi lokasi camping ground di daerah Bogor, akhirnya kami putuskan untuk acara kali ini di salah satu destinsai wisata di Kawasan Gunung Bunder yaitu di Camping Ground Curug Seribu.
Gunung Bunder merupakan sebuah desa yang
terletak di Kecamatan Pamijahan, Bogor. Kawasan Gunung Bunder ini
memiliki ketinggian antara 750 hingga 1.050 meter dari permukaan air
laut dan sebagian besar berupa hutan milik Perhutani yang ditanami
dengan pohon pinus.
Di kawasan Gunung Bunder ini, kita bisa menemukan beberapa air terjun (Curug) yang sangat menarik, antara lain Curug Seribu, Curug Ngumpet, Curug Pangerang, Curug Cigamea dan Curug Cihurang. Selain air terjun, di Gunung Bunder kita juga bisa mengunjungi Kawah Ratu. Kepundan kawah ini selalu mengeluarkan gas H2S (asam belerang) dengan bau yang khas. Untuk mencapai kawah ini, pengunjung harus melewati trek yang lumayan sulit dan jauh, yaitu sekitar 14 km berjalan kaki atau selama 3 hingga 4 jam.
Oke gaeeeessss, itulah sedikit informasi tentang kawasan Gunung Bunder. Sekarang kita kembali ke Laptop.....
Destinasi sudah fixed, tinggal waktu dan teknis yang masih belum beres karena ada beberapa anggota yang masih harus menyesuaikan waktu dengan keperluan pekerjaan dan keluarga. Sampai H -10 baru bisa diputuskan, bahwa acara akan diadakan pada tanggal 29-30 April 2017.
Sedangkan untuk teknis pemberangkatan awalnya kami sepakati sesuai dengan tema acara ini yaitu Bike to Camp, maka teknisnya ialah kami gowes kemudian camping di tekape. Tetapi setelah mendekati hari H, ada beberapa PolDa (Polisi-Dapur) / istri dan keluarga anggota yang mau join di acara ini. Awalnya sedikit bingung gimana ngajaknya.... Dilema Sob..... diajak bingung ga diajak bisa jadi masalah. Bisa2 ga dikasih jatah sama Polda. Hahahaaa.......
Oleh karena itu, kami berunding kembali untuk mencari win-win solution, agar acara tetap berjalan dan semua bisa ikut. Akhirnya, hasil kesepakatan bersama bahwa untuk teknis pemberangkatan kita ubah menjadi Sepeda di loading dengan mobil pick up, dan anggota naik motor. Sedangkan untuk acara gowes kami putuskan untuk mencari spot di tekape aja. Dengan demikian Tema acarapun berubah dari Bike to Camp menjadi Camp to Bike. Hahahahaaaaaa..... Lebih detailnya kami namakan aja Camping Ceria.
Dan ternyata dengan perubahan teknis pemberangkatan ini ada hikmahnya juga loh Sob.... Beberapa anggota yang tadinya ga bisa join karena berbagai alasan dan keperluan, akhirnya bisa join meskipun berbeda jadwal berangkatnya aja. Oleh karena itu, untuk teknis pemberangkatan kami bagi jadi 2 Sesi. Sesi 1 berangkat pagi sedangkan sesi 2 berangkat sore.
Sabtu pagi tanggal 29 April 2017 semua sepeda serta peralatan & perlengkapan camping sudah terkumpul di Base Camp. Sesuai jadwal, untuk yang sesi 1 berangkat pukul 9 pagi. Anggota yang ikut rombongan pagi sudah kumpul di base camp sejak jam 7.30. Mereka mempersiapkan semua peralatan dan loading sepeda ke mobil.
Pukul 8.30 semua perlengkapan sudah selesai diloading. Total sepeda yang diloading adalah 11, sesuai dengan anggota yang akan ikut ngeCamp.
Setelah istirahat sebentar para anggota yang ikut sesi 1 langsung siap-siap untuk start agar tidak kesiangan. Ya, tepat pukul 9.00 WIB kloter 1 acara Camping Ceria GSC take off menuju TeKaPe.
Anggota yang ikut kloter 1 yaitu : om Dede (Ketua) & istri,
Om Samson, Om Aep, Om Achuy, Om Acenk serta Om Embe & Istri. Sebenarnya sesuai teknis awal semua anggota naik motor, tetapi karena beberapa pertimbangan akhirnya Anggota kloter 1 ikut diloading di mobil pick up bareng sepeda & perlengkapan acara kecuali om Embe yang bawa motor, karena ada keperluan di hari
minggu maka dia ga bisa ikut nge-camp dan harus balik lagi sore harinya.
Sayang sekali ya om embe.... tapi meskipun demikian, kami sangat
mengapresiasi partisipasinya yang tetap ngebela2in hadir meskipun ga bisa full time.
Rute yang kami tempuh menuju TKP ialah dari Base Camp menuju ke area perumahan Taman Adiyasa kemudian ke Arah Jalan Raya Tenjo-Jasinga. Di simpang Jasinga, tepatnya di depan polsek Jasinga kami belok kiri menuju ke Jalan arah Cigudeg-Leuwiliang-Bogor. Setelah Lewat Pasar Leuwiliang tepatnya di Cibatok kami belok kanan ke Jl. Kapten Dasuki Bakri, kemudian lanjut ke Jl. Pamijahan menuju ke arah Jl. Gunung Salak Endah.
Setelah menempuh perjalanan selama 3 jam, kloter 1 tiba di gerbang masuk Kawasan Gunung Salak Endah. Digerbang ini lah semua pengunjung diharuskan membayar tiket masuk kawasan, belum termasuk ke Lokasi wisata ya Sob... Harga tiket Per Orang yaitu 10rb, sedangkan untuk kendaraan Sepeda motor 5rb, mobil 25rb.
Sekitar pukul 12.30 kloter 1 tiba di kawasan Curug Seribu dan langsung menuju area parkir yang ada di depan posko lokasi wisata. Tak lama setelah parkir, Paketu dan beberapa anggota langsung menuju ke posko untuk mengurus administrasi sedangkan yang lain menunggu di warung di sekitar area parkir sambil beristirahat, Ga tau jajan apa engga tuh yang nunggu... wakakakkkkkkk
Setelah nego dan lobi-lobi sama pengelola serta dengan pertimbangan jumlah peserta yang lumayan banyak akhirnya kami dapat diskon untuk tiket masuk Camping ground. Per orang dikenai tarif 10rb sudah full servis yaitu free tiket masuk area wisata curug, toilet dan beberapa fasilitas penunjang lainnya.
Oke Sob, administrasi udah beres tinggal unloading barang di mobil lalu angkut ke area camping ground. Tanpa menunggu lama, semua anggota kloter 1 bergegas menurunkan Sepeda serta perlengkapan yang ada di mobil. Setelah selesai kemudian membawa perlengkapan tsb ke area Camping ground. Jarak Posko ke Camping ground tidak jauh, hanya medannya saja yang menanjak jadi lumayan menguras tenaga juga Sob....
Sampai di Camping ground, mereka mulai mencari area yang paling pas untuk lokasi camp serta mempersiapkan perlengakapan camping dan mulai mendirikan tenda. Sesuai jumlah peserta yang ikut ngeCamp yaitu 14 orang dewasa, maka kami mendirikan 7 tenda dengan kapasitas 2 orang /tenda.
Butuh waktu hampir 2,5 jam dari proses unloading sampai beres semua dan siap pakai untuk acara nanti malam. Jreeeeeeeeeeeeng...... ini lah hasil kerja keras kloter 1
Tugas kloter 1 selesai, tinggal menunggu kloter 2 datang. Untuk event kali ini kami berikan credit point dan apresiasi yang sebesar-besarnya buat anggota kloter 1 atas kerja kerasnya untuk acara ini.
Pukul 16.30 Kloter 2 siap-siap berangkat menuju TKP. Mereka berkumpul di depan Indo****t di Taman Adiyasa. Om Ifank, Om Syam, Pak Yanto + Istri & Pak Cecep sudah standby tinggal om Klink dan Om Eri yang belum muncul. Setelah hampir jam5 sore, om Klink pun tiba tetapi om Eri belum nongol. Setelah dihubungi ternyata doi kena macet dan ga bisa bareng dan mempersilahkan kami untuk jalan duluan. Kebetulan om Eri bawa mobil karena doi ajak anak & istri untuk ikut acara ini. Atas kesepakatan tsb kloter 2 pun mulai tancap gas.....
Sekitar pukul 8 malam, kloter 2 tiba di Curug Seribu. Sempat bingung juga saat tiba, karena gelap kami ampe salah arah ke lokasi camping ground. Secara kebetulan, anggota kloter 1 ga ada yang bisa dihubungi. Tetapi entah feeling atau apalah, om Acenk & Om Samson datang menghampiri kami. Dan merekapun langsung diarahkan menuju lokasi camp GSC. Setelah parkir kendaraan, mereka langsung menuju ke camping ground untuk bergabung dengan rekan-rekan yang sudah standby di lokasi camp. Maka Lengkap sudah peserta camping ceria GSC.
Setelah memilih tenda untuk ditempati masing2, seluruh anggota berkumpul dan ada breafing untuk membahas susunan acara. Hasilnya, untuk malam hari kita adain acara api unggun serta kongkow sambil ngopi. Sedangkan untuk acara besok, pagi kami gowes, setelah makan siang lanjut acara bebas yaitu masuk ke area wisata air terjun/curug.
Selesai briefing, kami langsung siap-siap untuk acara api unggun. Sebagian anggota bergegas untuk mencari ranting dan kayu-kayu kering sedangkan yang lainnya mempersiapkan perlengkapan serta kebutuhan logistik lainnya. Setelah semua siap, kami langsung mulai acara api unggun. Acara ini kami adakan dengan tujuan untuk mempererat tali persahabatan antar anggota. Karena diacara ini kami isi dengan acara makan bareng, ngopi serta main gitar sambil nyanyi-nyanyi bersama. Pukul 00.30 acara selesai, kami langsung tutup serta mengistruksikan ke semua anggota untuk istirahat dan tidur agar besok pagi fit untuk mengikuti acara selanjutnya.
Kicau burung serta gemuruh angin khas pegunungan membangunkan kami di pagi hari, satu per satu anggota mulai keluar dari tenda untuk melanjutkan acara selanjutnya yaitu gowes. Sebelum berangkat gowes kami sarapan dulu. Menu sarapan pagi ini adalah Nasi Goreng Spesial made in Pak Cecep. Sungguh luar biasa Nasgor buatan Pak Cecep ini ampe bikin Om Ifank ketagihan..Wakakakakakkk....
Selesai sarapan, kami mulai siap-siap untuk gowes. Untuk treknya kami akan menjelajah jalur sepanjang kawasan gunung bunder saja. Sengaja ga nyari trek ektrem dan jauh karena akan ada acara lagi setelah gowes. Ooo iya, selama kami gowes para istri & keluarga anggota yang ikut menunggu di lokasi Camp sambil mempersiapkan makanan untuk makan siang.
Semua anggota sudah Ready, Bismillah kamipun langsung mengendarai sepeda dan mulai jalan keluar area Camping ground ke arah gerbang utama Curug Seribu. Tiba di jalan utama jalur kawasan Gunung Bunder, kami belok kanan ke arah hutan pinus serta beberapa lokasi wisata yang lainnya.
Udara pegunungan yang sejuk membuat suasana gowes kali ini terasa berbeda. Yups, karena ini merupakan event gowes GSC perdana ke wilayah pegunungan. Medan yang kami tempuh adalah aspal, karena memang jalur utama gunung bunder menuju ke Taman Nasional Halimun Salak.
Meskipun Aspal tetapi lumayan nguji dengkul juga Sob, soalnya Trek yang kami lalui adalah menuju ke atas. So...hampir seluruh treknya adalah tanjakan.
Jarak gowes kali ini hanya sekitar kurang lebih 10KM, sengaja ga jauh-jauh karena ga enak para GSC Woman & Fam's ditinggal di tenda. Setelah kami rasa cukup uji dengkulnya, kamipun segera balik kanan ke lokasi camp. Selama perjalanan banyak spot2 menarik yang sayang kalau dilewatkan untuk foto2. Olahraga perlu tapi Narsis juga penting loh Sob... hahahaha.......
Sekitar pukul 9.30 kami tiba kembali di area parkiran curug seribu. Setalah semua anggota tiba, kami langsung loading sepeda ke mobil, agar setelah acara selesai tidak terlalu repot. Loading beres, kami berjalan menuju ke lokasi Camp, setiba disana tercium aroma masakan yang menggugah selera, ternyata GSC Woman sedang masak dan hampir selesai. Pas banget timingnya ya Sob.... Pulang gowes perut laper, makanan udah ada yang nyiapin... Hehehehe... Engga menunggu lama lagi, kamipun berkumpul dan makan bersama.
Setelah makan kami istirahat sejenak sambil siap-siap untuk acara ke wisata air terjun. Serasa ada yang kurang jika kita kesini tapi ga mandi di air terjun.. Sekilas info aja ni Sob, ternyata di area Curug Seribu ini ada 2 curug yaitu Curug Seribu dan Curug Ciparay. Dengan pertimbangan ada anak-anak, akhirnya kami memilih ke Curug Ciparay aja yang aksesnya tidak terlalu ekstrim.
Pukul 11 kami start menuju Curug. Jalur menuju ke lokasi bisa dibilang mudah untuk dilalui, hanya pas beberapa meter sebelum curug aja jalannya lumayan curam dan agak licin Sob.... jadi kita kudu hati2 dan waspada ya....
Tidak semua anggota ikut pergi ke Curug. Pak Cecep, om Achuy & Om Acenk memilih untuk standby di Camp, sedangkan yang lain berangkat. Mereka sengaja standby untuk nanti sekalian bongkar tenda. Jadi setelah yang lain kembali tenda udah selesai di bongkar dan kami tinggal packing barang2 pribadi dan siap2 untuk pulang. Sungguh mulia sekali ya Sob ketiga orang ini.... Makasih ya Pak Cecep, om achuy & om acenk.....
Butuh waktu setengah jam lebih untuk sampai di Curug Ciparay, lumayan menguras tenaga juga Sob... Tetapi rasa lelah itu langsung terbayar lunas setelah kami tiba di lokasi air terjun. Suara gemuruh air terjun, pemandangan yang indah serta udara sejuk di sekitar air terjun membuat jiwa-raga terasa fresh. Tak menunggu waktu lagi kamipun langsung bergegas mandi di air terjun.
Berikut foto2 kebersamaan kami sewaktu di Curug Ciparay :
Dingin dan jernihnya air disini benar2 menyegarkan dan sekaligus recharge tenaga juga Sob... tentunya buat nanjak balik ke lokasi Camp. Hahahaha....
Setelah puas mandi dan menikmati suasan di air terjun (serta berfoto2 juga ya...), kamipun segera kembali ke lokasi Camp. Dan kebetulan waktu itu cuaca juga mulai mendung, jadi sebelum hujan kami segera kembali ke atas.
Jam 2 siang, kami tiba kembali di lokasi Camp. Sesampai disana, tenda sudah selesai di bongkar dan kamipun langsung berkemas serta langsung siap2 pulang. Selesai packing, kami langsung menuju parkir kendaraan. Sekitar jam 3, kami start pulang dan tiba di base camp sebelum magrib.
Alhamdulillah acara ini berjalan lancar dan sukses, semua anggota puas dan bahagia dan berkat acara ini pula rasa persahabatan serta kekeluargaan kami menjadi semakin kuat.
Sekian dulu ya Sob,,, Sampai jumpa di trips berikutnya,,,,,,,,,,
Salam 2 Pedal
Salam Sakadaek
Apa kabar Sobat Sakadaek, Semoga kita semua senantiasa diberikan nikmat sehat walafiat oleh Allah SWT.... Aamiin........
Sobat Sakadaek, kali ini kami akan berbagi cerita tentang trips Sakadaek yang ngadain acara Camping di kawasan Gunung Bunder yang masih masuk kawasan Gunung Salak Endah-Bogor, tepatnya di Curug Seribu.
Di kawasan Gunung Bunder ini, kita bisa menemukan beberapa air terjun (Curug) yang sangat menarik, antara lain Curug Seribu, Curug Ngumpet, Curug Pangerang, Curug Cigamea dan Curug Cihurang. Selain air terjun, di Gunung Bunder kita juga bisa mengunjungi Kawah Ratu. Kepundan kawah ini selalu mengeluarkan gas H2S (asam belerang) dengan bau yang khas. Untuk mencapai kawah ini, pengunjung harus melewati trek yang lumayan sulit dan jauh, yaitu sekitar 14 km berjalan kaki atau selama 3 hingga 4 jam.
Oke gaeeeessss, itulah sedikit informasi tentang kawasan Gunung Bunder. Sekarang kita kembali ke Laptop.....
Destinasi sudah fixed, tinggal waktu dan teknis yang masih belum beres karena ada beberapa anggota yang masih harus menyesuaikan waktu dengan keperluan pekerjaan dan keluarga. Sampai H -10 baru bisa diputuskan, bahwa acara akan diadakan pada tanggal 29-30 April 2017.
Sedangkan untuk teknis pemberangkatan awalnya kami sepakati sesuai dengan tema acara ini yaitu Bike to Camp, maka teknisnya ialah kami gowes kemudian camping di tekape. Tetapi setelah mendekati hari H, ada beberapa PolDa (Polisi-Dapur) / istri dan keluarga anggota yang mau join di acara ini. Awalnya sedikit bingung gimana ngajaknya.... Dilema Sob..... diajak bingung ga diajak bisa jadi masalah. Bisa2 ga dikasih jatah sama Polda. Hahahaaa.......
Oleh karena itu, kami berunding kembali untuk mencari win-win solution, agar acara tetap berjalan dan semua bisa ikut. Akhirnya, hasil kesepakatan bersama bahwa untuk teknis pemberangkatan kita ubah menjadi Sepeda di loading dengan mobil pick up, dan anggota naik motor. Sedangkan untuk acara gowes kami putuskan untuk mencari spot di tekape aja. Dengan demikian Tema acarapun berubah dari Bike to Camp menjadi Camp to Bike. Hahahahaaaaaa..... Lebih detailnya kami namakan aja Camping Ceria.
Dan ternyata dengan perubahan teknis pemberangkatan ini ada hikmahnya juga loh Sob.... Beberapa anggota yang tadinya ga bisa join karena berbagai alasan dan keperluan, akhirnya bisa join meskipun berbeda jadwal berangkatnya aja. Oleh karena itu, untuk teknis pemberangkatan kami bagi jadi 2 Sesi. Sesi 1 berangkat pagi sedangkan sesi 2 berangkat sore.
Sabtu pagi tanggal 29 April 2017 semua sepeda serta peralatan & perlengkapan camping sudah terkumpul di Base Camp. Sesuai jadwal, untuk yang sesi 1 berangkat pukul 9 pagi. Anggota yang ikut rombongan pagi sudah kumpul di base camp sejak jam 7.30. Mereka mempersiapkan semua peralatan dan loading sepeda ke mobil.
Om Samson & Om Achuy sedang loading Sepeda |
Selesai Loading |
Kloter 1 Siap Berangkat.... |
Om Aep, om Samson, om Acenk & om Achuy yang ikut di mobil loading |
Setelah menempuh perjalanan selama 3 jam, kloter 1 tiba di gerbang masuk Kawasan Gunung Salak Endah. Digerbang ini lah semua pengunjung diharuskan membayar tiket masuk kawasan, belum termasuk ke Lokasi wisata ya Sob... Harga tiket Per Orang yaitu 10rb, sedangkan untuk kendaraan Sepeda motor 5rb, mobil 25rb.
Sekitar pukul 12.30 kloter 1 tiba di kawasan Curug Seribu dan langsung menuju area parkir yang ada di depan posko lokasi wisata. Tak lama setelah parkir, Paketu dan beberapa anggota langsung menuju ke posko untuk mengurus administrasi sedangkan yang lain menunggu di warung di sekitar area parkir sambil beristirahat, Ga tau jajan apa engga tuh yang nunggu... wakakakkkkkkk
Setelah nego dan lobi-lobi sama pengelola serta dengan pertimbangan jumlah peserta yang lumayan banyak akhirnya kami dapat diskon untuk tiket masuk Camping ground. Per orang dikenai tarif 10rb sudah full servis yaitu free tiket masuk area wisata curug, toilet dan beberapa fasilitas penunjang lainnya.
Oke Sob, administrasi udah beres tinggal unloading barang di mobil lalu angkut ke area camping ground. Tanpa menunggu lama, semua anggota kloter 1 bergegas menurunkan Sepeda serta perlengkapan yang ada di mobil. Setelah selesai kemudian membawa perlengkapan tsb ke area Camping ground. Jarak Posko ke Camping ground tidak jauh, hanya medannya saja yang menanjak jadi lumayan menguras tenaga juga Sob....
Tawa ceria anggota saat proses unloading |
Butuh waktu hampir 2,5 jam dari proses unloading sampai beres semua dan siap pakai untuk acara nanti malam. Jreeeeeeeeeeeeng...... ini lah hasil kerja keras kloter 1
Tugas kloter 1 selesai, tinggal menunggu kloter 2 datang. Untuk event kali ini kami berikan credit point dan apresiasi yang sebesar-besarnya buat anggota kloter 1 atas kerja kerasnya untuk acara ini.
Pukul 16.30 Kloter 2 siap-siap berangkat menuju TKP. Mereka berkumpul di depan Indo****t di Taman Adiyasa. Om Ifank, Om Syam, Pak Yanto + Istri & Pak Cecep sudah standby tinggal om Klink dan Om Eri yang belum muncul. Setelah hampir jam5 sore, om Klink pun tiba tetapi om Eri belum nongol. Setelah dihubungi ternyata doi kena macet dan ga bisa bareng dan mempersilahkan kami untuk jalan duluan. Kebetulan om Eri bawa mobil karena doi ajak anak & istri untuk ikut acara ini. Atas kesepakatan tsb kloter 2 pun mulai tancap gas.....
Sekitar pukul 8 malam, kloter 2 tiba di Curug Seribu. Sempat bingung juga saat tiba, karena gelap kami ampe salah arah ke lokasi camping ground. Secara kebetulan, anggota kloter 1 ga ada yang bisa dihubungi. Tetapi entah feeling atau apalah, om Acenk & Om Samson datang menghampiri kami. Dan merekapun langsung diarahkan menuju lokasi camp GSC. Setelah parkir kendaraan, mereka langsung menuju ke camping ground untuk bergabung dengan rekan-rekan yang sudah standby di lokasi camp. Maka Lengkap sudah peserta camping ceria GSC.
Setelah memilih tenda untuk ditempati masing2, seluruh anggota berkumpul dan ada breafing untuk membahas susunan acara. Hasilnya, untuk malam hari kita adain acara api unggun serta kongkow sambil ngopi. Sedangkan untuk acara besok, pagi kami gowes, setelah makan siang lanjut acara bebas yaitu masuk ke area wisata air terjun/curug.
Selesai briefing, kami langsung siap-siap untuk acara api unggun. Sebagian anggota bergegas untuk mencari ranting dan kayu-kayu kering sedangkan yang lainnya mempersiapkan perlengkapan serta kebutuhan logistik lainnya. Setelah semua siap, kami langsung mulai acara api unggun. Acara ini kami adakan dengan tujuan untuk mempererat tali persahabatan antar anggota. Karena diacara ini kami isi dengan acara makan bareng, ngopi serta main gitar sambil nyanyi-nyanyi bersama. Pukul 00.30 acara selesai, kami langsung tutup serta mengistruksikan ke semua anggota untuk istirahat dan tidur agar besok pagi fit untuk mengikuti acara selanjutnya.
Kicau burung serta gemuruh angin khas pegunungan membangunkan kami di pagi hari, satu per satu anggota mulai keluar dari tenda untuk melanjutkan acara selanjutnya yaitu gowes. Sebelum berangkat gowes kami sarapan dulu. Menu sarapan pagi ini adalah Nasi Goreng Spesial made in Pak Cecep. Sungguh luar biasa Nasgor buatan Pak Cecep ini ampe bikin Om Ifank ketagihan..Wakakakakakkk....
Selesai sarapan, kami mulai siap-siap untuk gowes. Untuk treknya kami akan menjelajah jalur sepanjang kawasan gunung bunder saja. Sengaja ga nyari trek ektrem dan jauh karena akan ada acara lagi setelah gowes. Ooo iya, selama kami gowes para istri & keluarga anggota yang ikut menunggu di lokasi Camp sambil mempersiapkan makanan untuk makan siang.
Persiapan sebelum ngeTrek |
Semua anggota sudah Ready, Bismillah kamipun langsung mengendarai sepeda dan mulai jalan keluar area Camping ground ke arah gerbang utama Curug Seribu. Tiba di jalan utama jalur kawasan Gunung Bunder, kami belok kanan ke arah hutan pinus serta beberapa lokasi wisata yang lainnya.
Udara pegunungan yang sejuk membuat suasana gowes kali ini terasa berbeda. Yups, karena ini merupakan event gowes GSC perdana ke wilayah pegunungan. Medan yang kami tempuh adalah aspal, karena memang jalur utama gunung bunder menuju ke Taman Nasional Halimun Salak.
Meskipun Aspal tetapi lumayan nguji dengkul juga Sob, soalnya Trek yang kami lalui adalah menuju ke atas. So...hampir seluruh treknya adalah tanjakan.
Korban Uji Dengkul..... |
Sekitar pukul 9.30 kami tiba kembali di area parkiran curug seribu. Setalah semua anggota tiba, kami langsung loading sepeda ke mobil, agar setelah acara selesai tidak terlalu repot. Loading beres, kami berjalan menuju ke lokasi Camp, setiba disana tercium aroma masakan yang menggugah selera, ternyata GSC Woman sedang masak dan hampir selesai. Pas banget timingnya ya Sob.... Pulang gowes perut laper, makanan udah ada yang nyiapin... Hehehehe... Engga menunggu lama lagi, kamipun berkumpul dan makan bersama.
Setelah makan kami istirahat sejenak sambil siap-siap untuk acara ke wisata air terjun. Serasa ada yang kurang jika kita kesini tapi ga mandi di air terjun.. Sekilas info aja ni Sob, ternyata di area Curug Seribu ini ada 2 curug yaitu Curug Seribu dan Curug Ciparay. Dengan pertimbangan ada anak-anak, akhirnya kami memilih ke Curug Ciparay aja yang aksesnya tidak terlalu ekstrim.
Pukul 11 kami start menuju Curug. Jalur menuju ke lokasi bisa dibilang mudah untuk dilalui, hanya pas beberapa meter sebelum curug aja jalannya lumayan curam dan agak licin Sob.... jadi kita kudu hati2 dan waspada ya....
Tidak semua anggota ikut pergi ke Curug. Pak Cecep, om Achuy & Om Acenk memilih untuk standby di Camp, sedangkan yang lain berangkat. Mereka sengaja standby untuk nanti sekalian bongkar tenda. Jadi setelah yang lain kembali tenda udah selesai di bongkar dan kami tinggal packing barang2 pribadi dan siap2 untuk pulang. Sungguh mulia sekali ya Sob ketiga orang ini.... Makasih ya Pak Cecep, om achuy & om acenk.....
Butuh waktu setengah jam lebih untuk sampai di Curug Ciparay, lumayan menguras tenaga juga Sob... Tetapi rasa lelah itu langsung terbayar lunas setelah kami tiba di lokasi air terjun. Suara gemuruh air terjun, pemandangan yang indah serta udara sejuk di sekitar air terjun membuat jiwa-raga terasa fresh. Tak menunggu waktu lagi kamipun langsung bergegas mandi di air terjun.
Berikut foto2 kebersamaan kami sewaktu di Curug Ciparay :
Dingin dan jernihnya air disini benar2 menyegarkan dan sekaligus recharge tenaga juga Sob... tentunya buat nanjak balik ke lokasi Camp. Hahahaha....
Setelah puas mandi dan menikmati suasan di air terjun (serta berfoto2 juga ya...), kamipun segera kembali ke lokasi Camp. Dan kebetulan waktu itu cuaca juga mulai mendung, jadi sebelum hujan kami segera kembali ke atas.
Jam 2 siang, kami tiba kembali di lokasi Camp. Sesampai disana, tenda sudah selesai di bongkar dan kamipun langsung berkemas serta langsung siap2 pulang. Selesai packing, kami langsung menuju parkir kendaraan. Sekitar jam 3, kami start pulang dan tiba di base camp sebelum magrib.
Alhamdulillah acara ini berjalan lancar dan sukses, semua anggota puas dan bahagia dan berkat acara ini pula rasa persahabatan serta kekeluargaan kami menjadi semakin kuat.
Sekian dulu ya Sob,,, Sampai jumpa di trips berikutnya,,,,,,,,,,
Salam 2 Pedal
Salam Sakadaek