Story Of Gowes Sakadaek Club (GSC) Part.1

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Salam 2 Pedal

Untuk kali ini kita akan mengupas tuntas tentang Gowes Sakadaek Club (GSC). Mulai dari awal berdirinya, arti dari nama sakadaek sampai diresmikan menjadi Gowes Sakadaek Club.

Agak bingung juga mau mulai dari mana, karena meskipun baru sekitar 2 tahunan tapi begitu banyak cerita dan pengalaman menarik yang telah dilalui bersama GSC.

Awal Berdirinya GSC

GSC digagas oleh Om Syam & Om Aep sekitar 3 tahun yang lalu. Bisa dibilang mereka inilah sang "founding fathers" Gowes Sakadaek Club. Karena hanya berdua, jadwal gowesnya pun masih semaunya, asal waktunya pas dan keduanya bisa ya berangkat...
Sang founding fathers GSC
Lebih dari 3 bulan hanya gowes berdua, mereka pun mulai mencari teman yang punya sepeda untuk gabung. Tetapi ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan, untuk dapat teman yang sudah punya sepeda, apalagi disuruh beli baru itu sulit. Mulai dari harga sepeda yang katanya mahal lah, ini lah, itu lah.... dan dengan alasan yang lainnya. Dan kebetulan saat itu memang didaerah kami belum terlalu familiar juga dengan olahraga sepeda MTB ini.

Tak mau menyerah sama keadaan, dan dengan misi "Memasyarakatkan Gowes serta Menggoweskan Masyarakat" di daerah kami, mereka pun terus mencari bahkan membujuk teman serta kerabat agar mau beli sepeda. Kalau istilah GSC  kami sebut "Ngeracun" (red. membujuk/ngerayu). 

Zaman sekarang, media sosial merupakan sarana yang paling tepat dan cepat untuk mempromosikan sesuatu. Dan mereka pun mulai meyebar virus Gowes dengan cara memposting foto2 saat sedang gowes di media sosial mereka.

Booomm.... tak lama kemudian, promosi kami membuahkan hasil. Akibat postingan dan sering pasang DP foto2 lagi gowes, ada teman yang berminat untuk gabung yaitu Om Uchu. Jadilah mereka trio Sakadaek 😀.. eiitttt tapi belum Resmi ya pake nama sakadaek....
Trio Sakadaek (ki-ka : Om Aep,Om Uchu & Om Syam)

Beberapa bulan kemudian virus gowes mereka kembali memakan korban. Kali ini korbannya adalah Om Achuy Al mujahid alias Samsul Arifin. Pertama kali om Achuy gabung gowes bertepatan dengan acara Fun Bike ulang tahun Kecamatan Tigaraksa ke-70. Inipun jadi acara Perdana mereka ikut event Fun Bike seperti ini. (maklum newbie....)
Fun Bike HUT Kec. Tigaraksa ke-70
Setelah acara ini, semangat gowes mereka semakin meningkat. Meskipun ga rutin setiap minggu (bentrok dengan jadwal kerja & kuliah om Aep), tapi mereka sudah semakin sering gowes bareng. Kadang berempat, tapi lebih sering bertiga yaitu Om Aep, Syam & Achuy. Karena kebetulan rumah mereka berdekatan sedangkan Om Uchu agak Jauh yaitu di Balaraja.
Om Aep (depan), Om Achuy (tengah), Om Syam (belakang)
 

Setelah lama bertahan dengan formasi 4 sekawan, anggota kami pun bertambah 1 goweser lagi yaitu Om Samritra. Jadilah kami Boy Band Sakadaek. Hahahaha....
Cuma berempat, Om Uchu ga bisa gabung

Om Samritra (Kanan Belakang) yang badannya paling Macho 😀

Ketika sudah lengkap berlima inilah mulai dibentuk Gowes Sakadaek. Berawal dari ide om Syam yang tiba2 mengundang yang lain untuk Join ke grup BBM dengan nama "Gowes Sakadaek". Sejak saat itulah kami mulai memproklamirkan diri dengan nama Gowes Sakadaek.

Arti dan Makna "Sakadaek"

Secara etimologi, Sakadaek berasal dari Bahasa Sunda yang artinya "Semaunya atau Sesukanya". Terus apa makna Sakadaek ko bisa dipakai untuk Club kami...???
Setelah kami wawancara dengan Sang Proklamator (Jhaaaa udah kaya bikin negara aja ya....), Sakadaek diambil untuk jadi nama Club berdasarkan dengan karakter anggotanya (saat itu : Om Syam, Aep, Uchu, Achuy & Om Samritra) yang jadwal Gowesnya semaunya mereka aja. Filosofinya adalah gowes bebas sesukanya tanpa ada paksaan dan ikatan yang penting hepi... Selain itu, agar lebih mudah diingat dan unik. Atas dasar itulah kami menamakan Club Kami Gowes Sakadaek.

Beberapa bulan kemudian, anggota kami bertambah dengan bergabungnya om Indra dan om Andik. Aseeeeekkk..... tambah rame ni... Semangat gowes pun makin meningkat.
Yang Helmnya Kembar, Om Indra (Depan) & Andik (Belakang)
Para pecinta sepeda mulai menjamur di daerah kami. Hampir setiap minggu pagi banyak para goweser yang lalu lalang disepanjang jalan terutama yang menuju kawasan wisata seperti Keramat Solear dan Danau Biru. Dan waktu itu pula sering ada acara Fun Bike jadi semakin menarik minta masyarakat untuk bersepeda.

Dengan semakin maraknya para goweser, maka kamipun tak terlalu berat mencari rekan untuk gabung di club kami. Karena setelah om Indra & Andik, kemudian gabung lah Om Oki. Tapi sayang hanya beberapa bulan sampai diresmikannya GSC doi ga nongol2 lagi. Meskipun begitu om Oki tetap masuk catatan sejarah perjalanan GSC.
Om Oki (Paling Depan)
Pada Bulan September 2016, Kecamatan Cisoka mengadakan acara Fun Bike untuk memeriahkan hari ulang tahunnya yang ke34. Kamipun ikut berpartisipasi untuk ikut acara tersebut. Disinilah kami bertemu dengan om Dede (Ketua kami sekarang). Kami ajak Doi untuk Gabung, karena kasihan dia ga punya temen gowes. hahahaha.... Piss Paketu....
Om Dede (kanan depan)
Setelah om Dede gabung, dia ajak teman2nya untuk ikutan join ke GSC yaitu Om Ifank, Om Aef, Om Klink, dan Om Azis. Menyusul kemudian Om Acenk dan  Om Eri yang join ke GSC.
Tak lama berselang ada Om Alit yang ikutan gabung.


Dengan semakin banyaknya anggota yang join, kamipun mulai berdiskusi lewat grup untuk meresmikan Gowes Sakadaek Club dengan membentuk stuktur organisasi, membuat seragam & logo Club serta membentuk ADRT seperti oragnisasi pada umumnya.

Sampai disini dulu ya gaeeeesssssss......

Nantikan cerita selanjutnya di Part.2


Happy Cycling

#JanganLupaBahagia

berikut foto2 kami semasa pra-GSC 😁

 








   



Launching Jersey Sakadaek Club di Danau Biru Cigaru

Salam 2 Pedal...

Satu lagi tempat wisata yang ada di sekitar Basecamp Gowes Sakadaek Club, yaitu Danau / Telaga Biru Cigaru. Untuk tempat ini mungkin sudah banyak yang tahu, karena Danau Cigaru sudah ramai sejak tahun lalu.

Danau Biru terletak di Kampung Cigaru, Desa Cisoka, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang. Danau Biru bukanlah danau alami, melainkan bekas galian tambang pasir yang sudah tidak beroperasi lagi selama lebih dari 2 tahun.  Awalnya Danau Biru Cisoka ini merupakan area sawah yang dijadikan lokasi penggalian pasir pada 11 tahun lalu. Kemudian proyek galian pasir tersebut ditutup pada tahun 2015.

Lubang bekas galian dengan kedalaman mencapai 15 meter tersebut kemudian terisi air hujan hingga menjadi telaga. Warga sekitar kemudian menamakan telaga ini dengan nama Telaga Biru Cigaru karena warna air telaga ini yang berwarna biru. Meski demikian, warna air telaga ini tak melulu biru. Kadang warna airnya akan menjadi kekuningan hingga bening.

Setiap akhir pekan Danau Biru Cigaru selalu ramai dikunjungi para wisatawan, mulai dari warga sekitar dan juga wisatawan luar kota. Tak terkecuali para komunitas sepeda, setiap Sabtu-Minggu pagi banyak sekali yang gowes kesini.

Sebagai goweser pribumi, kami pun tak mau ketinggalan untuk gowes ke Danau Biru. Bertepatan dengan Launching Jersey Baru Club Sakadaek, kami pun memilih tujuan gowes ke Danau Biru yang merupakan tempat wisata daerah sendiri sekaligus ikut mempromosikannya. ("endorse" kata om ifank).

Jalan menuju ke Danau Biru sangat mudah. Dari jalan raya Balaraja-Adiyasa, setelah perempatan pasar Cisoka belok kanan di gang SMA 08 Tangerang (lebih dikenal dengan nama SMA Cibel, Cisoka). Terus ikutin jalan tersebut sampai nanti ke Gerbang Danau Biru. Sudah banyak petunjuk arah yang dibuat warga sekitar untuk menuju ke lokasi.

Sebenarnya masih ada jalan lain menuju ke Danau Biru, salah satunya yang kami lalui saat gowes ke sana. Untuk trips kali ini kami berkumpul di Al*a Midi Cisoka. Setelah kumpul semua, kami mulai mengayuh ke arah Jalan Cisoka-Tigaraksa, lalu belok kanan di gang SMP 1 Cisoka. Terus ikuti jalan tersebut, tiba diujung nanti ketemu simpangan belok kiri, tak jauh kemudian belok kanan tinggal ikutin jalan terus sampai ketemu Danau Biru. Tapi bagi yang baru mau ke sana, kami sarankan untuk lewat jalan utama diatas.

Cukup dengan waktu 15 menit kami sampai di Danau Biru. Untuk masuk area Wisata ini, para pengunjung dikenakan tarif Rp. 2000 untuk motor, 3000 untuk mobil itu belum termasuk biaya Parkir. Tetapi untuk Pejalan kami dan Goweser tidak dikenakan tarif alias gratis....

Tiba dilokasi, mata kita akan langsung tertuju ke Danau yang berada di bawah Jalan. Tampak berjajar warung-warung milik warga sekitar yang berjualan disekitar danau. Di warung2 inilah biasanya para pengunjung duduk2 sambil jajan tentunya, sebelum turun ke area Danau.

Ngopi & NgeTeh dulu Brow...

Karena masih Pagi, belum ada wisatawan datang kecuali para goweser yang sengaja kesini pada pagi hari. Warung2 pun banyak yang belum buka, hanya ada 2-3 warung saja yang buka. Jualannya pun masih terbatas, hanya minuman seperti kopi dan minuman lainnya serta gorengan.

Masih Sepi, warung aja belum buka
Event kali ini temanya adalah "Launching Jersey Gowes Sakadaek Club". Sengaja kesini karena spotnya keren buat foto2. Seperti orang yang mau foto Pre wedding, kami pun kesini memang hanya untuk foto2 dengan seragam baru Club kami. (Pamer Jersey Baru ceritanya.... 😉😊)
Karena tujuan para wisatawan kesini kebanyakan hanya untuk berfoto ria dengan latar Danau Biru untuk mengisi wall medsos mereka. 😎
Inilah foto2 kami waktu ke Danau Biru Cigaru, cekidot.....


 













Selesai sesi foto2, kami kembali ke warung tempat parkir sepeda. Disitu kami bertemu dan kongkow (ngobrol) sambil minum kopi bareng para goweser yang datang kesini.
Matahari mulai meninggi dan sinarnya mulai terasa dikulit, kami pun pamitan dan mulai beranjak menuju sepeda masing2 dan langsung pulang.

Sampai disini dulu ya gaeeeeess.... sampai ketemu di trips berikutnya....

Happy Cycling

"Salam Sakadaek"






Gowes Ke Tebing Koja Solear

Assalamu alaikum Wr.Wb.
Salam 2 Pedal

haiiii gaees........ ada yang udah tau tentang Tebing Koja yang ada di daerah Solear-Tangerang....???
pasti kebanyakan belum tau deh.... maklum lah, karena berada jauh dari perkotaan dan bukan daerah wisata pasti banyak yang belum tau. Tapi akhir2 ini, tempat ini sangat viral di dunia maya, dan pernah juga diliput oleh beberapa stasiun TV. Karena makin Viral, akhirnya banyak orang yang berkunjung ke Tebing Koja.

atas Permintaan PaKetu, foto ini harus diupload paling atas 😎

Gowes Sakadaek Club (GSC) adalah Komunitas Goweser yang ada di Wilayah Solear, jadi sangat ironis kalau kami tak ikut mem-viralkan Wisata Tebing Koja ini di kalangan para Goweser khususnya, dan para pembaca pada umumnya.
 
Tebing Kopo Maja atau lebih beken disebut Tebing Koja. Wisata alam ini berlokasi di Kampung Koja RT 09/03, Desa Cikuya, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang. Sesuai namanya, di sini kita bisa melihat formasi batuan tinggi yang masih alami. Pemandangan di sekitar Tebing Koja kian cantik dengan adanya hamparan hijaunya tanaman padi dan danau.

Dari cerita warga, wisata Tebing Koja awalnya adalah sebuah galian pasir. Setelah ditinggalkan oleh para penambang karena sudah tidak lagi produktif, akhirnya tambang pasir ini dijadikan objek wisata oleh warga sekitar. 

Untuk menuju lokasi wisata cukup mudah, dari Jalan raya Cisoka-Adiyasa pas di simpangan Kampung Pala (Sebelum SMPN 2 Solear) belok Kanan, tinggal lurus aja. Hanya saja, belum adanya perhatian dari pemerintah daerah, membuat area wisata tebing koja ini belum tertata dengan baik.

Ada Embe' lagi foto 😲
Sebenarnya kami kesana minggu terakhir sebelum bulan puasa dengan tema "gowes penutupan menjelang Ramadan" yaitu tanggal 21 Mei 2017. Waktu masih belum nge-hits seperti sekarang, dan pas kesana pun ga ada yang berkunjung hanya rombongan kami dan para warga sekitar yang hendak bertani ke sawah atau ladang mereka.


Jalur menuju ke lokasi sudah dijelaskan diatas, tapi kami memilih jalur yang lain untuk menuju ke Tebing Koja. Kalau kata Om Aep mah "anti mainstream", karena kebetulan kali ini dia yang jadi Guide dan Leader rombongan kami.

ini dia Guide kami (Om Aep) 😁  
Kami memilih jalan ke arah Keramat Solear (salah satu tempat wisata di Solear juga), dari Gerbang Perum Kirana, belok kanan. Setelah tanjakan Pasir Kiang kami belok kiri, terus mengikuti jalan perkampungan dan persawahan ampe nanti tembus ke jalan Kampung Kopo Koja. Medannya beragam, ada yang masih tanah, aspal tapi yang sudah mulai habis aspalnya 😏 dan ada juga yang paving block.




Sinar matahari pagi disertai udara sejuk khas pesawahan yang bebas dari polusi menemani perjalanan kami. Segar sekali.... sangat bermanfaat untuk refresh body & pikiran dan aktifitas kerja sehari-hari. Tak butuh waktu lama, Cukup 45 Menit saja kami bisa sampai ke Tebing Koja.
 
Sampai disana kami duduk2 dan berbincang ria sambil istirahat menikmati suasana dan pemandangan di sekitar tebing koja. Seperti biasa, dan mungkin sudah jadi menu wajib bila ketemu spot yang keren yaitu sesi foto-foto. (Biar kekinian...) hahahaha....
Berikut beberapa foto saat kami berkunjung ke Tebing Koja.







Sinar Matahari semakin terang, tak berlama2 disini kami pun bergegas melanjutkan gowes lagi dan menuju ke arah Barat. Sampai di ujung kampung, Priiiiiiiiiiiiiiittttttttttttttt................. berhenti dulu pemirsa, ternyata oh ternyata, kami bertemu dengan jalan buntu berupa Sungai.
Sekedar informasi aja, kalo lokasi Tebing Koja ini berada diujung kampung karena sebelah barat dari TKP adalah sungai Cidurian yang merupakan pemisah antara 2 kabupaten yaitu Tangerang dan Serang.

Tak ada Jembatan disini, tetapi tersedia sebuah Rakit milik salah satu warga sebagai sarana untuk transportasi bila kita mau menyebrang. Untuk naik Rakit ini, kita dikenakan tarif 2000/orang. Sempat ada diskusi sejenak sesama anggota, apakah mau nyebrang atau balik lagi dan nyari spot lain.

Tak perlu pikir panjang, kami sepakat untuk meyebrang menggunakan Rakit menuju Kampung Kabayan, Kecamatan Kopo, Kabupaten Serang.  Untuk naik rakit ini, hanya bisa max 3-4 orang saja sekali jalan. maka kami pun dibagi jadi 3 kelompok.
 
Diskusi sebelum nyebrang
Kloter 1
kloter 2
Kloter 3 yang paling Berat 😀








Sampai di Seberang, kami lanjutkan gowes dan ternyata setelah beberapa meter kami bertemu dengan Jalan Raya Maja-Kopo-Rangkas Bitung. Tiba di Jalan Raya, kami berdiskusi sejenak karena ada 2 opsi yaitu ke kiri ke arah Maja menuju Adiyasa, atau ke kanan ke Kopo menuju Solear. Dan setelah diskusi kecil kami putuskan untuk belok kanan ke arah Kopo menuju Solear. 

Sesuai UU Sakadaek, setiap pulang gowes kita adakan acara Ngeliwet atau makan bersama. hehehe...
untuk kali ini, yang jadi tuan rumah adalah Pak Cecep. Tujuan dari kebiasaan ini adalah untuk mempererat persaudaraan antar anggota.



Selesai makan, ngopi dan kongkow dulu sebelum pulang... Pukul 13.30 kami pun bubar barisan, dan pulang ke rumah masing-masing.

Demikian cerita trips kali ini, Sampai jumpa di trips berikutnya...

Happy Cycling

- Copyright © Gowes Sakadaek Club - Powered by GSC - Designed by Fs13 -